Desember 3, 2024

Belakangan, ramai perbincangan istilah ultra proceesed food atau makanan ultra proses. Apa sih makanan ultra proses itu, dan apa pula dampaknya bagi kesehatan? Terkait hal ini, ahli gizi masyarakat DR. dr. Tan Shot Yen, M.Hum pun beri penjelasan. Makanan ultra proses adalah suatu produk industri atau sering dilihat sebagai makanan kemasan.

"Produk industri ini mempunyai penambahan food additvites. Biasanya disebut gula, garam, lemak, perisa, penguat, pengawet dan lain lain,"ungkapnya pada acara Vodcast : Waktu Indonesia Berencana (WIB) pada kanal YouTube BKKBN Official, Senin (22/5/2023). Makanan ultra proses bisa ditemukan pada produk kemasan seperti permen, snack, minuman bersoda dan sebagainya. Saat ini, tidak kaget melihat produk ini dibutuhkan sehari hari.

Hasil Klasemen Liga Inggris: Manchester City Terpeleset, Arsenal dan Liverpool Umbar Senyum Halaman all Dulu Kaya Raya Bergaji Rp100 Juta, Jaksa Muda Ini Kini Jadi ODGJ, Tak Kuat Nafkahi Istri Rp1 Miliar Polusi Udara dan Dampaknya Bagi Kesehatan

Hadiah BWF World Tour Finals 2023 Wakil Indonesia: Jojo Full Senyum, Modal Nikah Kembali Halaman 4 Bencana Polusi di Indonesia dan Dampaknya bagi Kesehatan Glukosa dan Fruktosa Itu Berbeda, Ini Dampaknya Bagi Kesehatan

Jepang Hibahkan Kapal Patroli Senilai 9,53 Miliar Yen untuk Indonesia Padahal, penyakit ini bisa menjadi pencetus dari beragam gangguan kesehatan. Pertama, menjadi pencetus obesitas.

Kedua, bisa jadi pencetus gangguan gizi pada anak tumbuh kembang. "Jajan dan jajan, tidak lagi makan makanan utamanya, nah ini yang mengerikan," tegasnya. Ketiga, makanan ultra proses menjadi pencetus dari penyakit tidak menular, di antaranya seperti diabetes, hipertensi dan masih banyak lagi.

Lebih lanjut, makanan ini, kata dr Tan dirancang mudah didapat, praktis, dan ekonomis. "Dirancang untuk menciptakan kecanduan. Hati hati bagi para pejabat tinggi kita ya. Kalau pejabat tinggi kita tidak memahami gizi keluarga, maka dianggap menyokong pertumbuhan ekonomi dan industri," kata dr Tan. Sayangnya, kecanduan ini juga menyasar pada kelompok masyarakat menengah ke bawah.

"Karena mereka tidak punya literasi yang cukup," pungkasnya. Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *