Anak yang tinggal dengan keluarga yang merokok berisiko lebih tinggi alami stunting. Hal ini diungkapkan oleh Komnas Pengendalian Tembakau Indonesia Tubagus Haryo Karbiyanto. Ia mengungkapkan jika Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS UI) menunjukkan ada korelasi yang sangat signifikan antara anak anak yang mengalami stunting.
Hal ini Tubagus ungkapkan pada konferensi virtual yang diadakan oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). "Kejadian stunting pada anak dari keluarga perokok, itu 15,5 persen lebih tinggi, dibanding dengan anak anak dari keluarga yang bukan perokok," ungkapnya, Selasa (30/5/2023). Terkait hal ini, Tubagus memberikan tanggapan.
Pengungsi Rohingya Sudah Masuk Pekanbaru, 13 Orang Luntang lantung di Kota: Kami Tidur di Jalan Serambinews.com Potensi Stunting 15 Persen Lebih Tinggi Dialami Anak dengan Keluarga yang Merokok Orang Merokok Berisiko 15 Hingga 30 Kali Lebih Tinggi Menderita Kanker Paru paru
Asdinkes Indonesia Sebut Kurangi Merokok Dapat Turunkan Potensi Stunting pada Bayi Jadwal Final BWF World Tour Finals 2023: Axelsen OTW Salip Lee Chong Wei, China Jamin 1 Gelar Juara Halaman 3 Hasil Kualifikasi MotoGP Malaysia 2023, Pecahkan Rekor, Bagnaia Raih Pole Position, Martin Kedua
Bagnaia Rebut Pole Position MotoGP Austria 2023 Mulai 1 Januari 2024, Pembelian LPG Tabung 3 Kg Hanya Bisa Dilakukan Pengguna Terdata Menurutnya, hal ini bisa saja mengarah pada data Badan Pusat Statistik (BPS) 2022 yang menunjukkan bahwa rokok merupakan salah satu komponen pengeluaran tertinggi dalam rumah tangga dan menyebabkan kemiskinan.
Rokok bahkan berada diurutan yang dibeli oleh keluarga nomor dua setelah beras. Sedangkan ayam dan telur berada di bawahnya. Sedangkan anak anak butuh protein yang cukup untuk tumbuh kembangnya.
"Stunting kan juga salah satu penyebab nya adalah pola makan atau gizi yang tidak baik. Bisa saja diinterpretasikan, keluarga perokok akan menyingkirkan makanan bergizi untuk anak sehingga bisa terjadi stunting," paparnya. Ketua Kelompok Kerja Bidang Rokok PDPI dr Feni Fitriani Taufik, Sp.P(K) pun berikan pandangan yang serupa. Stunting sendiri merupakan kondisi di mana anak alami kekurangan gizi kronik dan akhirnya berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
"Nah karena tadi untuk ayam protein di bawah kebutuhan rokok, tentu kebutuhan protein pada anak tidak terpenuhi dan terjadi stunting," paparnya. Lebih lanjut, dr Feni memaparkan jika rokok bisa menyebabkan anak sebagai perokok pasif. Dan ini memberikan pengaruh kepada perkembangan paru anak.
"Yang kalau untuk efek akut mudah terjadi batuk berulang hingga meningkatkan risiko terkena asma," kata dr Feni. Selain itu pertumbuhan organ paru paru anak yang menjadi perokok pasif organ akan terganggu. Selain itu fungsi paru paru juga terganggu karena sering alami infeksi.
Situasi ini bisa jadi masalah lebih lanjut saat anak dewasa nanti. "Hal sama mirip dengan anak anak yang tinggal di polusi udara tinggi. Apa pun yang mengganggu perkembangan anak akan jadi masalah di kemudian hari," tutupnya. Artikel ini merupakan bagian dari
KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.